BAHAN
PAKAN SUMBER ENERGI, PROTEIN, SUMBER MINERAL, SUMBER VITAMIN DAN ADITIF PAKAN
1. Bahan Pakan Sumber Energi
a) Jagung
Jagung sering disebut the king of cereal atau the golden grain dikarenakan jagung
memiliki nilai nutritive yang tinggi tercermin dari pada beberapa sifat yang
dimilikinya diantarnya antara lain: Palatabel serat kasar rendah, nilai cerna
TDN nya tinggi. Jagung digunakan sebagai standar pembanding dengan energy dari bahan
pakan butiran yang lain. Penggunaan jagung sebagai bahan pakan ternak utama
unggas rata-rata 45-55%. Kandungan energy pada jagung 3350 kcal/kg (NRC 1994)
dan xantophil yang cukup tinggi. Jagung kuning merupakan bahan baku ternak yang
paling popular digunakan di Indonesia dan beberapa Negara. Jagung kuning
sebagai bahan pakan penghasil energy.
Kandungan Nutrsi pada jagung
diantaramnyaa:
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
75-90%
|
Serat Kasar (SK)
|
2,0%
|
Protein Kasar (PK)
|
8,9%
|
Lemak Kasar (LK)
|
3,5%
|
Energi Gross
|
3918 kkal/Kg
|
Niacin
|
26,3 mg/kg
|
TDN
|
82%
|
calcium
|
0,02%
|
Fosfor
|
3000 IU/Kg
|
Asam Panteonar
|
3,9 mg/kg
|
Riboflavin
|
1,3 mg/kg
|
Tianin
|
3,6 mg/kg
|
b) Dedak Padi Halus (Rice Bran)
Dedak padi adalah
hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi
beras Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak karena mempunyai
kandungan gizi yang cukup tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan
penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Dedak padi merupakan bahan
pakan sumber energy. Dedak padi halus mengandung butiran beras lebih banyak
serta sekam yang lebih sedikit, sedangkan dedak padi kasar mengandung butiran
beras yang lebih sedikit dan mengandung sekam yang lebih banyak. Kelemahan
utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi dan adanya
senyawa asam fitat yang dapat mengikat mineral dan protein, sehingga sulit
dicerna oleh enzim pencernaan.hal ini merupakan faktor pembatas penggunaannya
dalam penyusunan ransum unggas. Sedangkan dedak padi merupakan sumber energi
utama dalam ransum sapi perah, penggunaanya dapat mencapai 30%. Penggunaan
dedak padi dalam ransum sapi perah sangat menentukan kualitas konsentrat.
Komposisi Nutrien Dedak Padi.
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
87,7%
|
Abu
|
13,6%
|
Protein Kasar (PK)
|
12%
|
Lemak Kasar (LK)
|
8,64%
|
Serat Kasar (SK)
|
13,9%
|
BetaN
|
50,9%
|
TDN
|
67,9%
|
Kalsium (Ca)
|
0,09%
|
Pospor (P)
|
1,39%
|
c) Gaplek (Cassava Cake)
Gaplek adalah umbi kayu yang telah
dikupas kulitnya dan telah dikeringkan. Salah satu tujuan pengeringan adalah
agar umbi ubi kayu dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, mudah
penangananya dan mengurangi atau menghilangkan kandungan glukosida (linamarin)
yang dapat menghasilkan HCN oleh adanya aktivitas enzim tertentu. gaplek mengandung energi yang tinggi, namun mengandung
protein yang rendah. Penggunaan gaplek dalam ransum sapi perah sebaiknya
dikombinasikan dengan bahan paan sumber energy
Komposisi Nutrien Gaplek
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
79,5
|
Abu
|
4,69%
|
Protein Kasar (PK)
|
2,6%
|
Lemak Kasar (LK)
|
7%
|
Serat Kasar (SK)
|
5,67%
|
BetaN
|
86,3%
|
TDN
|
78,5%
|
Kalsium (Ca)
|
0,17%
|
Pospor (P)
|
0,09%
|
d) Pollard (Wheat Pollard)
Polard (dedak gandum-Triticum
sativum lank),
adalah produk samping dari proses milling gandum , yang berguna sebagai bahan
baku untuk pembuatan produk pakan ternak karena memiliki kadar protein dan
nutrisi yang tinggi Angka konversi pollard dari bahan baku sekitar 25-26%.
Pollard merupakan pakan yang popular dan penting pada pakan ternak karena
palatabilitasnya cukup tinggi. Pollard merupakan bahan pakan sumber energi yang
megandung lebih baik dibandingkan dengan bahan lainnya.
Komposisi Nutrien Pollard
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
88,5%
|
Abu
|
5,93%
|
Protein Kasar (PK)
|
18,5%
|
Lemak Kasar (LK)
|
3,86%
|
Serat Kasar (SK)
|
9,78%
|
BetaN
|
61,9%
|
TDN
|
69,2%
|
Kalsium (Ca)
|
0,23%
|
Pospor (P)
|
1,1%
|
e)
Tetes (Molasses)
Tetes (Molasses)
Molasses adalah cairan dari hasil sampingan yang didapatkan dari pengolahan gula
melalui proses kristalisasi berulang. Kata Molasses berasal
dari bahasa latin mel yang berarti madu. Salah Satu manfaat Molasses adalah
pembuatan pakan ternak yang telah lama diketahui semenjak pabrik gula yang
pertama didirikan. Molases mengandung energi yang cukup tinggi serta memiliki
palatabilitas yang tinggi. Hal yang harus diperhatikan adalah sering kali
molases dicampur denga air, sehingga menjadi encer dan kandungan energinya
berkurang. Adapun tujuan penggunaan molasses didalam pakan yaitu; pada pakan
kering, pada pembuatan silase, pada penggunaan urea, pada situasi dan kondisi
tertentu.
Komposisi Nutrien Molases
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
70.89%
|
Abu
|
4%
|
Protein Kasar (PK)
|
4%
|
Lemak Kasar (LK)
|
0,1%
|
Serat Kasar (SK)
|
1%
|
BetaN
|
90,9%
|
TDN
|
80%
|
Kalsium (Ca)
|
0,8%
|
Pospor (P)
|
0%
|
2.
Bahan Pakan Sumber Protein
a)
Bungkil Kedelai (Soybean Meal)
Bungkil Kedelai (Soybean Meal)
Bungkil Kedelai adalah adalah bahan pakan
limbah pengolahan biji kedelai menjadi minyak kedelai. Bungkil kedelai
umumnya digunakan sebagai sumber pakan protein utama bagi unggas karena
kandungan protein yang sangat tinggi serta memiliki komposisi asam
amino yang sangat lengkap. Pada sapi perah pemberian bungkil kedelai dalam
konsentrat dapat meningkatkan kualitas protein, khususnya sebagai sumber
protein bypass.
Komposisi Nutrien Bungkil Kelapa.
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
88,1%
|
Abu
|
8,16%
|
Protein Kasar (PK)
|
46,9%
|
Lemak Kasar (LK)
|
2,66%
|
Serat Kasar (SK)
|
5,9%
|
BetaN
|
36,4%
|
TDN
|
83,2%
|
Kalsium (Ca)
|
0,38%
|
Pospor (P)
|
0,72%
|
b)
Ampas Tahu
Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan limbah dari
proses pembuatan tahu. Secara fisik bentuknya agak padat, berwarna putih,
diperoleh ketika bubur kedelai diperas kemudian di saring. Bobot ampas tahu
rata-rata 1,12 kali bobot kedelai kering, sedangkan volumenya 1,5 sampai 2 kali
volume kedelai kering (Shurtleff dan Aoyogi, 1979). Berdasarkan angka tersebut
maka dari 1kg kacang kedelai yang dijadikan tahu akan dihasilkan 1,2 kg ampas
tahu. Ampas tahu mengandung protein cukup tinggi
yaitu sekitar 30%. Namun ampas tahu mengandung air yang sangat tinggi sehingga
mudah sekali rusak atau membusuk. Oleh karena itu penyimpanan ampas tahun
harus dilakukan dengan baik. Ampas tahu memiliki palatabilitas yang tinggi
sehingga tidak ada kendala dalam pemberiannya, Namun yang perlu diperhatikan
adalah harga ampas tahu yang relatif mahal jika dihitung berdasarkan kandungan
bahan kering. Ampas tahu memiliki palatabilitas yang tinggi sehingga tidak ada
kendala dalam pemberiannya, Namun yang perlu diperhatikan adalah harga ampas
tahu yang relatif mahal jika dihitung berdasarkan kandungan bahan kering
Komposisi Nutrien Ampas Tahu.
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
14,6%
|
Abu
|
5,1%
|
Protein Kasar (PK)
|
30,3%
|
Lemak Kasar (LK)
|
9,9%
|
Serat Kasar (SK)
|
22,2%
|
BetaN
|
32,5%
|
TDN
|
77,9%
|
Kalsium (Ca)
|
0,88%
|
Pospor (P)
|
0,14%
|
c)
Bungkil Kelapa (Coconut Meal)
Bungkil Kelapa (Coconut Meal)
Bungkil
Kelapa adalah pakan sumber protein yang berasal dari pengolahan kopra menjadi
minyak kelapa. Bungkil kelapa mengandung protein yang cukup baik serta memiliki
palatabilitas yang baik. Kandungan protein bungkil kelapa berkisar antara
20-22%. Bungkil kelapa sangat cocok sebagai pakan sapi perah dan dapat
digunakan sampai 30% dalam ran. Penggunaan bungkil kelapa sangat tergantung
pada kualitasnya. Bungkil kelapa mudah sekali tengik, sehingga jika sudah
terjadi oksidai akan menyembakan terjadi penurunan kualitas nutrien. Dengan
demikian tempat penyimpanan bungkil kelapa harus terjaga baik serta masa
penyimpanan yang tidak terlalu lama.
Komposisi Nutrien Bungkil Kelapa
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
88,6%
|
Abu
|
8,24%
|
Protein Kasar (PK)
|
21,3%
|
Lemak Kasar (LK)
|
10,9%
|
Serat Kasar (SK)
|
14,2%
|
BetaN
|
45,4%
|
TDN
|
78,7%
|
Kalsium (Ca)
|
0,16%
|
Pospor (P)
|
0,62%
|
d)
Bungkil Kacang tanah (Groundnut Meal)
Bungkil Kacang tanah (Groundnut Meal)
Bungkil kacang
tanah adalah merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah. Bungkil
kacang tanah disukai ternak dan merupakan supplemen protein tumbuhan yang
berkualitas baik. Tapi bungkil ini mempunyai anti nutrisi yang dapat
mengakibatkan kelenjar thyroid membesar dan juga mempunyai sifat pencahar, tapi
pengaruhnya lebih rendah dibandingkan dengan kacang tanah. Secara kualitatif
kualitas kacang tanah dapat diuji dengan menggunakan bulk density ataupun uji
apung. Bulk density bungkil kacang tanah adalah 465,6 gram selain itu uji
organoleptik sepertui tekstur, rasa, warna dan bau dapat dipakai untuk
mengetahui kualitas bungkil kacang tanah yang baik. Bungkil merupakan bahan
pakan sumber protein. Oleh karena itu, penggunaan bungkil sebagai bahan pakan
dilakukan dalam jumlah besar.
Kandungan Nutrien Bungkil Kacang Tanah
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
90,2%
|
Abu
|
6,33%
|
Protein Kasar (PK)
|
45,1%
|
Lemak Kasar (LK)
|
10,7%
|
Serat Kasar (SK)
|
8,95%
|
BetaN
|
28,9%
|
TDN
|
80,9%
|
Kalsium (Ca)
|
0,52%
|
Pospor (P)
|
0,58%
|
e)
Ampas Kecap (kecap Waste)
Ampas Kecap (kecap Waste)
Ampas kecap merupakan limbah padat
hasil penyaringan dan pengepresan dari proses pembuatan kecap. Ampas kecap
mempunyai kandungan nutrien yang baik terutama kandungan protein yang mencapai
20–27% (Sukarini, 2003), diduga dapat digunakan sebagai campuran bahan pakan
itik. Widayati dan Widalestari (1996) melaporkan bahwa ampas kecap mengandung
protein 24,90%, kalsium 0,39%, dan fosfor 0,33%.Setiana (1999) melaporkan bahwa
penggunaan ampas kecap pada tingkat 5–10% dalam pakan meningkatkan bobot badan,
berat karkas dan lemak abdominal, namun tidak berpengaruh terhadap kadar lemak
daging ayam broiler.
Kandugan
Nutrien Ampas Kecap
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
26,6%
|
Abu
|
14,2%
|
Protein Kasar (PK)
|
23,5%
|
Lemak Kasar (LK)
|
24,2%
|
Serat Kasar (SK)
|
16%
|
BetaN
|
22,1%
|
TDN
|
87,2%
|
Kalsium (Ca)
|
0,88%
|
Pospor (P)
|
0,14%
|
3. Sumber Mineral
a)
Garam (Salt)
Garam (Salt)
Garam atau dalam rumus kimia NaCl adalah bahan sumber mineral makro Natrium (Na) dan
Clor (Cl). Selain sebagai sumber Na dan Cl, garam juga merupakan bahan pakan
yang digunakan untuk meningkatkan palatabilitas ransum. Penggunaan garam
biasanya dicampur dalam konsentrat atau diberikan dalam bentuk garam jilat.
Pemberian garam dapat dilakukan sebanyak 0.25 - 0.5% dalam ransum konsentrat.
Sebaiknya pemberian garam dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan, karena
akan menyebabkan konsumsi air minum yang meningkat. Mineral tersebut
tidak disimpan dalam tubuh karena sebagian besarnya terdapat dalam cairan tubuh
dan jaringan lunak. Mineral seperti garam tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh ternak, akan tetapi di dapat dari luar. Fungsi mineral sendiri bagi
ternak adalah untuk membantu pembentukan vitamin dalam tubuh ternak. Mineral juga
berfungsi membantu pembentukan enzim dalam tubuh ternak. Seperti halnya
vitamin, enzim pun membutuhkan mineral untuk bisa terbentuk. Selain sebagai
salah satu sumber mineral, garam juga dimanfaatkan untuk memberikan rasa pada
pakan ternak, sama seperti pada makanan manusia sebagai penguat rasa makanan.
Dalam formulasi pakan unggas biasanya dilakukan penambahan garam sebanyak 0,1
sd 0,4 %. garam yang umum digunakan dalam bahan baku unggas adalah garam yang
berbentuk serbuk dengan kandungan yodium 30 sd 100 ppm.
Komposisi
Nutrien Garam
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
99,6%
|
Abu
|
0%
|
Protein Kasar (PK)
|
0%
|
Lemak Kasar (LK)
|
0%
|
Serat Kasar (SK)
|
0%
|
BetaN
|
0%
|
TDN
|
0%
|
Kalsium (Ca)
|
0%
|
Pospor (P)
|
0%
|
b)
Kapur
(Limestone)
Kapur atau dengan rumus kimianya
CaCO3 adalah bahan utama mineral
sebagai sumber mineral makro kalsium (Ca). Kapur berasal dari hasil penambangan
gunung kapur. Ketersediaan kalsium dalam kapur tergantung dari tingkat
kemurnian kapur dan kelarutannya. Penggunaan kapur dalam ransum berkisar antara
0.5 - 2%. Kapur umumnya diberikan dalam campuran konsentrat atau dicampur
dengan bahan lainnya.
Komposisi Nutrien Kapur.
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
99%
|
Abu
|
0%
|
Protein Kasar (PK)
|
0%
|
Lemak Kasar (LK)
|
0%
|
Serat Kasar (SK)
|
0%
|
BetaN
|
0%
|
TDN
|
0%
|
Kalsium (Ca)
|
38%
|
Pospor (P)
|
0%
|
c)
CaCO3 (Calcium Carbonate)
CaCO3 (Calcium Carbonate)
Kalsium Karbonat atau CaCO3
adalah sumber mineral kalsium (Ca) yang memiliki
tingkat kemurnian yang lebih baik dibandingkan dengan kapur. CaCO3 umumnya
terbuat dari kapur yang telah dimurnikan, sehingga ketersediaan kalsiumnya
lebih tinggi dibandingkan kapur atau sumber mineral lainnya seperti tepung
kerang, tepung tulang dan sejenisnya.
Komposisi Nutrien CaCO3
(Calcium Carbonate)
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
99%
|
Abu
|
0%
|
Protein Kasar (PK)
|
0%
|
Lemak Kasar (LK)
|
0%
|
Serat Kasar (SK)
|
0%
|
BetaN
|
0%
|
TDN
|
0%
|
Kalsium (Ca)
|
40%
|
Pospor (P)
|
0%
|
d)
MCP (Monocalcium Phospat)
MCP (Monocalcium Phospat)
MCP (Monocalcium
Phospat) merupakan bahan mineral
sumber kalsium (Ca) dan posfor (P). Kandungan kalsium mencapai 16% sedangkan
posfor 12%. Penggunaan MCP sangat tergantung pada kemurniaan dan harga. MCP
merupakan salah satu bahan pakan sumber mineral Ca dan P yang diproses seperti
DCP namun kandungan mineral P-nya lebih tinggi dibanding DCP. MCP dan DCP
mempunyai penampilan fisik yang hampir serupa sehingga cukup sulit untuk
dibedakan.
Komposisi Nutrien MCP (Monocalcium
Phospat)
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
93,5%
|
Abu
|
0%
|
Protein Kasar (PK)
|
0%
|
Lemak Kasar (LK)
|
0%
|
Serat Kasar (SK)
|
0%
|
BetaN
|
0%
|
TDN
|
0%
|
Kalsium (Ca)
|
16%
|
Pospor (P)
|
12%
|
e)
DCP (Dicalsium Posphat)
DCP (Dicalsium Posphat)
DCP (Dicalsium Posphat)
dalah mineral sumber kalsium (Ca) dan Posfor (P). Kandungan
kalsium sekitar 23% dan posfor sekitar 17%. Penggunaan DCP tergantung pada tingkat
kemurniaan dan harganya. DCP merupakan suplemen yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber mineral
P untuk pakan ayam petelur. Umumnya DCP ini berbentuk serbuk atau granula
berwarna putih, hingga putih keabuan dan tidak memiliki bau yang spesifik. DCP
sebenarnya bisa dibuat dari batuan mineral (batuan fosfat) alami yang diperoleh
melalui proses pemanasan terlebih dahulu untuk menghilangkan zat beracun di
dalamnya. Namun saat ini, batuan fosfat alami cukup sulit didapatkan, sehingga
mulai banyak yang memproduksi DCP dari berbagai kombinasi reaksi kimia. DCP
merupakan bahan yang telah dimurnikan sehingga penyerapan Ca dan P-nya mudah
dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan sumber mineral yang lain.
Komposisi Nutrien DCP (Dicalsium
Posphat)
Analisa
Kimia
|
Komposisi
%
|
Bahan Kering (BK)
|
93,5%
|
Abu
|
0%
|
Protein Kasar (PK)
|
0%
|
Lemak Kasar (LK)
|
0%
|
Serat Kasar (SK)
|
0%
|
BetaN
|
0%
|
TDN
|
0%
|
Kalsium (Ca)
|
0%
|
Pospor (P)
|
22,72%
|
4. Sumber Vitamin
Hampir semu bahan pakan mengandung vitamin, hanya saja kadarnya yang sangat berbeda-beda. Pada umumnya vitamin yang jumlahnya terbatas didalam bahan pakan alamiah adalah vitamin A,D,E, B2, asam pantotenat, niasin, kholin, dan vitamin B12 kesemu macam vitamin yang dibutuhkan ternak jumlahnya tergantung pada masing-masing spesies dan jenis ternak tersebut.
a)
Vitamin
larut dalam lemak
Karoten
(Provitamin A) banyak terdapat pada tanaman
yang berwarna hujau dan kuning. Pada umumnya semkin tua warna hijaunya akan
semakin tinggi kandunggan karotennya, sedangkan vitamin A sendiri tidak
terdapat di dalam tanaman tetapi dalam hasil ternak yaaitu: hati dan minyak ikan.
b)
Vitamin
D
Vitamin D banyak terdapat pada
pakan hijauan segar (forase) yang telah dikeringkan (hei) minyak ikan dan
preparat vitamin D3 dalam kulit dengan jalan penyinaran sinar UV,
maka tidak semua pakan ternak komersial diberikan tambahan vitamin D. khusus
vitamin D2 mempunyai potensitas yang rendah bila digunakan untuk
unggas, lain halnya dengan vitamin D3 yang mempunyai potensitas yang
lebih tinggi yaitu tak kurang dari 30x nya vitamin D2. Oleh karena
itu bagi unggaas sebagai supplement vitamin D selalau digunakan Vitamin D3.
c)
Vitamin
E
vitamin E banyak terdapat pada
lembaga atau minyak lembaga tanaman. Sebagai bahan komersial vitamin E adlah
banyak minyak lembga tanaman dan hasil sintetik.
d)
Vitamin
K
Vitamin K banyak terdapat pada
berbagai bagian tanaman hijau. Sejumlah senyawa mempunyi aktivitas seperti
vitamin K dan digunakan sebagai standar normal adalah yang disebut manadion.
e) Vitamin Larut Air.
Hasil dari hewan dan ikan, hijaua
pakan, ragi, hasil fermentasi, hasil samping susu, bungkil dan biji-bijian
merupakan sumber vitamin larut air yan baik.
5.
Aditif Pakan
Aditif Pakan
Bahan pakan aditif adalah bahan yang ditambahkan kedalam ransum dengan
jumlah sedikit dengan tujuan tertentu. Adapun hubungan antara bahan pakan
dengan bahan aditif ini adalah bahwasanya bahan aditif digunakan untuk
meningkatkan kualitas produk. bahan aditif diberikan atau
ditambahkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit, bahan aditif ini diperlukan
agar produksi pakan optimal. Bahan pakan kelas ini berfungsi antara lain untuk memicu pertumbuhan, memicu
produksi, memberi warna, memberi bau ataupun sebagai bahan pengisi. Fungsi dari aditif pakan
yaitu; 1) Strukturnya menyerupai pusat aktif enzim, dengan efek enzim yang
mengandung tembaga, maka membersihkan radikal bebas, mencegah dari lemak
over-oksidasi, meningkatkan kemampuan hewan anti stres dan kekebalan.2)
Dibutuhkan efek antibiotik dan anti-jamur dalam pakan dan saluran usus
binatang.Contohnya
antibiotika, obat-obatan, hormon,
pengharum dan
zat pewarna. acam ragam pakan
aditif antara lain aditif pada
bahan pakan (contohnya agensia antioksidan, agensia cita rasa), aditif untuk
manipulasi pencernaan dan absorpsi nutrient (contohnya buffer, enzim), aditif
untuk kesehatan ternak (contohnya obat cacing), aditif untuk meningkatkan
kualitas produk (contohnya agensi pewarna, agensi antiradical)
SUMBER
Kamal.M. 1998. Bahan Pakan Dan
Ransum Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.